Lee Kuan Yew dan 'Majulah Singapura'
Lee Kuan Yew punya kesadaran politik yang peka dan memahami bahwa negerinya merupakan negeri yang “multi-etnis” dengan dominasi suku bangsa keturunan Cina, Melayu dan India-Tamil Srilanka. Ia tidak menginginkan Singapura dikenal sebagai “Little China in South East Asia”, dan ia membiasakan diri untuk selalu tampil di depan public sekaligus menggunakan tiga bahasa, Mandarin, Melayu dan Inggris. Dan ia berhasil menyelesaikan proses “Nation Building” Singapura pada era 1990 dan bebas dari sindrom “Little China” tepat pada saat Indonesia memulihkan hubungan diplomatic dengan negeri China tahun 1990.
Lee Kuan Yew berhasil membentuk Singapura yang multietnis maju. Singapura yang maju seperti bunyi lirik Lagu Kebangsaan Singapura berjudul “Majulah Singapura”.
Lirik Lagu Kebangsaan Singapura - Majulah Singapura
Mari kita rakyat Singapura
Sama-sama menuju bahagia
Cita-cita kita yang mulia
Berjaya Singapura
Marilah kita bersatu
Dengan semangat yang baru
Semua kita berseru
Majulah Singapura
Majulah Singapura!
Petrus Suryadi Sutrisno
(Penulis adalah Wartawan Senior, Pengajar Utama Lembaga Pers Dr. Soetomo)
PM Singapura ke 3, Lee Hsien Loong sendiri yang memberikan konfirmasi bahwa negeri Singapura Senin pagi 23 Maret 2015 telah kehilangan bapak dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 70 Tahun Kerja Sama Ukraina-UNESCO, Kesedihan & Keberanian Melindungi Budaya
- Israel Serbu Rafah, Amerika Tunda Penjualan Senjata
- Operasi Militer Israel Berhasil Rampas Tanah Palestina di Rafah
- Hamas Menembakkan Rudal Jarak Pendek ke Pasukan Israel di Perbatasan Gaza
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah tak Dapat Diterima
- Hamas Masih Berharap Mencapai Kesepakatan Damai dengan Israel