Lepas Jilbab, Berdandan Klimis, Ngaku Punya Teman Dekat

Lepas Jilbab, Berdandan Klimis, Ngaku Punya Teman Dekat
TERTEKAN: Sri Wahyuni (baju batik merah) saat bersiap untuk diwisuda sebagai sarjana di Stikes Mega Rezky Makassar Selasa (2/9). Nurhadi/Fajar/JPNN.com

Meski matanya sembap, Sri tampak sangat lega. ”Hampir sepuluh tahun saya harus hidup sebagai perempuan karena belum jelasnya status jenis kelamin. Sekarang sudah jelas, saya lega sekali,” ucap lelaki kelahiran Makassar, 6 Agustus 1991, itu, kepada Fajar (Jawa Pos Group).

Selama 23 tahun Sri hidup tertekan. Hampir selama itu pula dia harus memendam jati dirinya yang sebenarnya. Dia mesti bergaul dengan kawan perempuan, mengenakan pakaian perempuan ketika ke kampus, dan terpaksa berkerudung. ”Saya memakai jilbab karena saat itu status saya perempuan. Perempuan menurut Islam harus menutup aurat, memakai jilbab,” tuturnya. Kendati telah menyadari dirinya adalah laki-laki, jilbab tersebut tidak pernah dilepasnya sejak SMP hingga kuliah semester VII.

Sri menceritakan tanda-tanda keanehan pada dirinya yang mulai dirasakannya saat duduk di bangku kelas VI SD Inpres Antang. Dia, yang diklaim orang tuanya sebagai seorang perempuan, hingga usia menjelang remaja tidak pernah merasakan tanda-tanda menstruasi. Keanehan tidak berhenti di situ. Dalam sebuah pemeriksaan, dokter menemukan dua buah zakar di kelamin Sri. Selain itu, payudara ”gadis” tersebut tak tumbuh-tumbuh.

Saat usianya 15 tahun, dokter menyarankan Sri untuk memeriksakan diri ke dokter ahli. Hasilnya makin menguatkan status Sri sebagai laki-laki. Sang dokter menemukan peningkatan hormon testosteron di tubuh Sri. Serangkaian penelitian dan kajian juga menemukan, di antara 23 kromosom di tubuh Sri terdapat pula satu yang berjenis XY, yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki.

Seiring waktu, Sri akhirnya bermetamorfosis menjadi seorang laki-laki dewasa. Tidak hanya ada peningkatan hormon testosteron dan kromosom laki-laki di tubuhnya, tetapi juga muncul daging berbentuk kemaluan laki-laki yang menutupi bagian kelamin perempuannya. Panjangnya sekitar 6 sentimeter. Terdapat pula jakun di leher pria bertinggi 169 sentimeter itu.

’”Mengetahui kondisi seperti itu, saya akhirnya lepas jilbab ketika saya masuk semester VII. Selanjutnya, saya tampil layaknya laki-laki,” tambah Sri sembari menunjukkan beberapa foto momen kebersamaannya dengan teman-teman kampus.

”Saya tahu kondisi saya adalah laki-laki. Makanya, setiap kali memulai pertemanan, saya mengungkap jati diri saya yang sebenarnya. Banyak yang tidak percaya, namun beberapa malah cuek dan menerima saya apa adanya,” tutur Sri, yang kini mengaku telah mempunyai teman dekat berjenis kelamin perempuan.

Walau cita-citanya telah terkabul, anak ketua RT di BTN Makkio Baji, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Makassar, itu masih harus melewati beberapa tahap sebelum akhirnya hidup sempurna sebagai seorang pria. Di antaranya, dia masih harus mengajukan permohonan pergantian nama ke PN Makassar. Dia telah memilih nama Muhammad Yusri Wahyudi Yunus sebagai namanya kelak. Selanjutnya, dia juga harus menyempurnakan bentuk kelaminnya melalui serangkaian ”operasi”.

Langkah Sri Wahyuni begitu mantap sesaat setelah MC memanggil namanya Selasa kemarin (2/9). Dia terlihat percaya diri berjalan di hadapan sekitar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News