Lestari Moerdijat: Kedepankan Dialog untuk Solusi Konflik di Papua

Lestari Moerdijat: Kedepankan Dialog untuk Solusi Konflik di Papua
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mengaku sangat prihatin dengan berbagai bentuk kekerasan yang masih terjadi terhadap masyarakat dan aparat keamanan di Papua.

Dia pun meminta harus ada upaya mencegah agar konflik di Papua tidak terus berulang, salah satunya mengedepankan semangat dialog dengan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan.

Salah satu upaya yang disarankannya adalah pemahaman nilai-nilai kebangsaan di Papua harus terus ditingkatkan sekaligus mengajak masyarakat dan para pemangku kepentingan di Bumi Cendrawasih bersama-sama mengatasi konflik dan membangun daerahnya.

"Berbagai bentuk kekerasan dalam bentuk pembunuhan, pengrusakan dan penyerangan terhadap masyarakat dan aparat keamanan di Papua memang sangat memprihatinkan. Apalagi tujuannya bukan sekadar mengacau, tetapi sudah mengarah pada upaya-upaya untuk mengganggu eksistensi NKRI," kata Lestari Moerdijat, Kamis (9/9).

Ririe, sapaan akrab Lestari Moerdijat juga menyarankan agar pemangku kepentingan di pusat dan daerah harus segera merespon bentuk-bentuk ketidakpuasan tersebut lewat dialog intensif untuk menemukan akar masalah yang dihadapi masyarakat Papua.

Berbagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan terhadap masyarakat dan para pemangku kepentingan di Papua harus konsisten dilakukan.

"Nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI harus benar-benar bisa dipahami dan diamalkan dalam kegiatan keseharian masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk di Papua," tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu.

Ririe juga menilai perlu penerapan strategi yang menyeluruh di Papua agar upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan itu berjalan dengan baik dan bisa dipahami secara utuh oleh masyarakat.

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta harus ada upaya mencegah konflik di Papua tidak terus terulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News