Lewat Duplik, Richard Mengetuk Pintu Keadilan Hakim
jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa Cristoforus Richard menyesalkan proses peradilannya yang justru mencerminkan ketidakadilan. Hal itu disampaikan oleh Richard melalui duplik pribadinya yang disampaikan pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (15/5).
Richard memohon agar majelis hakim melihat dengan telitit setiap keganjilan yang muncul selama persidangan sebelum mengambil keputusan.
"Kalau betul surat tanggal 30 September 2013 yang dijadikan alat kejahatan dapat dibuktikan sah secara hukum berdasarkan pasal 263 ayat 1 dan 2 maka sudah sepatutnya saya dihukum," cetusnya.
Tetapi apabila jaksa tidak berhasil membuktikan hal ini, Richard berharap kasus yang menimpanya ini tidak terjadi kepada orang lain.
Richard pun mengutarakan harapannya, "Karena Pengadilan merupakan tempat terakhir orang mencari kebenaran dan keadilan. Seperti yang saya baca diruang tunggu persidangan, bertuliskan Ruang Tunggu Para Pencari Keadilan,"
Surat Pernyataan Richard (Terdakwa) tanggal 30 September 2013 yang dijadikan obyek dan alat kejahatan, sama sekali tidak dijadikan pertimbangan oleh Kepala BPN untuk terbitnya Keputusan Kepala BPN No. 0196/Pbt/BPN.51/2013 tersebut.
Dengan demikian, selain Surat Pernyataan tersebut tidak merupakan sebab, atau tidak mampu menerbitkan Keputusan Kepala BPN, juga barang bukti Foto Copy merupakan barang bukti yang tidak sah untuk diajukan dalam persidangan ini.
Dan seluruh saksi Kunci BPN yang ada didalam BAP tidak ada yang pernah melihat surat tanggal 30 September 2013.
Terdakwa Cristoforus Richard menyesalkan proses peradilannya yang justru mencerminkan ketidakadilan. Hal itu disampaikan oleh Richard melalui duplik
- Konon Jaksa Akan Hadirkan Saksi Memberatkan untuk Dito Mahendra
- Kabar Terkini Sidang Kasus Senpi Ilegal Dito Mahendra
- Sidang Tuntutan Mario Dandy-Shane Ditunda, Ayah David Ucap Kalimat Menohok
- Ari Wibowo dan Inge Anugrah Pilih Bercerai, Ira Wibowo Ogah Mencampuri
- Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Aldila Jelita: Sedih Banget
- Sidang Gugatan Perdana Digelar Pekan Depan, Tamara Bleszynski Merespons Begini