Liga dengan Atraksinya

Oleh Dahlan Iskan

Liga dengan Atraksinya
Dahlan Iskan di antara tanaman quinoa di pegunungan Qinghai pada ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Foto: disway.id

Peran siaran langsung itu besar: dalam mengontrol kejujuran wasit. Saya tidak berani memastikan urusan sogok-menyogok sudah tidak ada. Tapi saya bisa memastikan pasti turun drastis.

Dengan siaran langsung itu seluruh masyarakat bisa ikut menilai. Indosiar telah ikut mengatasi problem mendasar sepakbola kita.

Sikap wasit kita juga banyak majunya. Sudah lebih banyak senyum. Menghadapi protes pemain. Seberingas apa pun. Mengacungkan kartu kuning pun sudah sambil senyum. Sudah mirip wasit di liga Eropa.

Dulu, wasit sepak bola kita galak. Wajahnya seperti pemarah. Kalau memberi kartu kuning sikapnya seperti menghukum. Akibatnya: menambah ketegangan permainan.

Akhirnya agak sulit menyalahkan Medan. Yang harus kembali turun takhta ke Liga 2. Waktu naik takhta tahun lalu waktunya mepet.

Ibaratnya: minggu ini keputusan naik takhta, dua minggu lagi laga Liga 1 dimulai. Tidak sempat cari pemain. Tidak cukup waktu cari uang.

Itu pula problem Persebaya. Yang baru naik takhta bersamaan dengan Medan. Sulit cari pemain baru. Pemain baik sudah terikat kontrak semua.

Karena itu Azrul Ananda, presidennya, tidak manargetkan juara. HANYA cukup papan tengah. Hasilnya, ternyata papan atas. Ranking lima. Meski sempat hampir terdegradasi juga.

Persib sebenarnya kandidat juara. Sebelum ada kasus kematian suporter Persija. Di Bandung. Yang menyebabkan Persib terkena sanksi berat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News