Lihat nih, Napi Narkoba Olah Sampah Jadi Kerajinan Tangan

Lihat nih, Napi Narkoba Olah Sampah Jadi Kerajinan Tangan
Foto: Batam Pos / JPNN.com

"Tapi itu agak berat. Apalagi vonisnya berbeda-beda. Tetapi kepada pak Luthfi kami ucapkan terima kasih yang memberdayakan kami. Keluar dari sini, kami tidak lagi sampah masyarakat, kami sudah bisa bekerja dan berkarya positif," katanya.

Sementara itu,  Luthfi Maulana Kasi pembinaan dan didikan (Binadik) Lapas Barelang, mengatakan semua narapidana yang tergabung dalam sanggar tersebut adalah orang-orang yang tekun dan yang mau berubah. Di mana untuk masuk sanggar tersebut bukanlah direkrut.

"Siapa yang punya keinginan yang kuat dan mau berubah silahkan gabung. Kita akan bina mereka," katanya.

Bahan baku yang digunakan untuk kerajinan tangan ini diangkut Lutfhi dari pasar dan dari tempat sampah. "Tempurung kelapa itu dari pasar, kalau papan bekas dan broti dari sampah dan pinggir jalan," katanya.

Lapas berniat untuk membeli bahan baku yang baru, tetapi terkendala di anggaran. Di mana anggaran untuk bahan baku kerajinan tangan itu tidak ada sama sekali. Beberapa kali diminta ke Pemko Batam, tetapi sama sekali tidak ada realisasinya.

"Sudah beberapa kali kami minta tetapi tidak ada. Jadi apa yang ada saja bahan bakunya," katanya.

Selain itu, ia mengeluhkan market atau pemasaran dari hasil karya anak binaannya. Ia berharap Pemko Batam dan pihak terkait ada yang menjalin kerjasama. Di mana hasil karyanya diyakini bisa bersaing di pasaran.

"Harga kita lebih murah, dan kualitas kita tidak kalah. Sudah banyak  yang pesan, tetapi itu untuk koleksi pribadi," katanya.

Puluhan Narapidana menghasilkan kerajinan tangan menarik. Tetapi hasil karya tersebut terkendala pemasaran dan biaya. Meski demikian beberapa hasil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News