Lihatlah, Ini Kondisi Tosan setelah Pulang dari Rumah Sakit

Lihatlah, Ini Kondisi Tosan setelah Pulang dari Rumah Sakit
Tosan saat tiba di rumahnya. FOTO: Radar Semeru

jpnn.com - LUMAJANG - Tosan, 55, rekan amarhum Salim Kancil, yang kencang menentang penambangan pasir ilegal di Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Lumajang, sudah pulang ke rumahnya menjelang Rabu dini hari (14/10).

Dia tiba di rumahnya dengan didampingi tim Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Kedatangannya disambut haru oleh kerabat dan tetangga. Mereka berebut berjabat tangan dan meminta maaf.
 
Radar Semeru (Jawa Pos Group) melaporkan, Tosan datang dengan naik mobil dan didampingi delapan orang dari LPSK. Sekitar pukul 23.15 Selasa, petani pemberani itu keluar dari dalam mobil. Kerabat dan ratusan tetangga yang menunggu kehadirannya sejak sore langsung mengerubungi Tosan yang 18 hari dirawat di RS Saiful Anwar Malang.

Tosan mengenakan kaus hitam dan sarung. Dia berjalan diapit petugas LPSK. Warga mengelu-elukan dia. Mereka juga berdesakan agar bisa bertemu dan bersalaman dengan Tosan. Tak pelak, kondisi itu membuat halaman rumah dan bagian dalam rumah sesak. Akhirnya polisi dan tim LPSK segera membukakan lorong jalan untuk Tosan. Dia pun terlihat berjalan tegap menuju ruang dalam rumahnya.

Luka-luka di wajahnya tak terlihat. Bekas luka di kedua kakinya yang sempat berkali-kali dilindas motor juga tidak tampak. Kakinya terlihat kuat. Tetangga dan kerabatnya mengaku tak heran dengan kondisi itu karena Tosan disebut-sebut punya ilmu kebal. Tosan sempat menjawab singkat pertanyaan wartawan di depan pintu rumahnya. "Kondisi sudah membaik, sudah pulih," ujarnya sambil melambaikan tangan, lalu masuk rumah dikawal tim LPSK.

Di rumahnya itu ratusan warga terlihat berdesakan. Mereka berebut untuk bisa bertemu dan bersalaman dengan Tosan. Kondisi tersebut membuat tim LPSK dan polisi mengatur tamu yang membesuk untuk masuk bergantian.

Di antara kerabat dan tetangga yang datang membesuk Tosan, hampir semuanya mengucapkan permintaan maaf. Mulai ibu-ibu, bapak-bapak, orang tua, hingga anak remaja sekalipun yang berkesempatan bersalaman selalu mengucap maaf. "Sepuranah, Tosan. Sepuranah yeh (mohon maaf, Tosan, Red)," ucap salah seorang paro baya sambil memegang erat tangan Tosan.

Tamu-tamu tersebut sengaja meminta maaf kepada Tosan karena saat kejadian hanya bisa melihat. Ada pula yang bersembunyi di balik rumah, di jalan, dan tidak memberikan bantuan. Mereka ketakutan oleh aksi brutal tim 12 yang menghajar Tosan.

Madris, sepupu Tosan, mengaku bersyukur Tosan sudah tiba di rumah. Termasuk istrinya dan dua orang kerabat lain yang menemaninya selama dirawat di Saiful Anwar. Dia menjelaskan, kondisi Tosan sudah pulih. Diajak bicara lancar dan fisiknya sudah mulai kuat. Bahkan, Tosan sudah bersedia ketika dimintai kesaksian.

LUMAJANG - Tosan, 55, rekan amarhum Salim Kancil, yang kencang menentang penambangan pasir ilegal di Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Lumajang, sudah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News