Lima BBPLK Kemnaker Jalin Kerja Sama dengan 32 Perusahaan

Lima BBPLK Kemnaker Jalin Kerja Sama dengan 32 Perusahaan
Lima Balai Besar Peningkatan Latihan Kerja (BBPLK) Kemnaker melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan 28 perusahaan industri di Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/11). Foto: Humas Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Kemnaker) Ida Fauziyah meyakini sistem pendidikan dan pelatihan vokasi bisa menjadi jawaban atas kebutuhan industri terhadap sumber daya manusia (SDM) yang menjadi prioritas pembangunan nasional tahun 2020 sampai 2024 nanti.

Untuk mengawal pelaksanaan pengembangan SDM di Indonesia melalui pelatihan vokasi, 5 (lima) Balai Besar Peningkatan Latihan Kerja (BBPLK) Kementerian Ketenagakerjaan melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan 28 perusahaan industri.

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala BBPLK Bekasi, Herman; Kepala BBPLK Serang, Agung Nurohmat; Kepala BBPLK Bandung Aan Subhan dan Kelala BBPLK Semarang, Edi Susanto; dan BBPLK Medan, M. Muhammad Ali Pasya dengan perwakilan 32 perusahaan di Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/11/2019).

“MoU ini dimaksudkan agar terdapat komitmen bersama antara pemerintah dan swasta khususnya industri dalam mengawal pelaksanaan pengembangan SDM di Indonesia melalui pelatihan vokasi,” ujar Sekjen Kemnaker Khairul Anwar dalam kegiatan "Penguatan Balai Latihan Kerja dengan Industri serta Peningkatan Kompetensi Instruktur Lembaga Pelatihan Kerja".

Sekjen Khairul mengatakan hingga saat ini pendidikan dan pelatihan vokasi terus meningkatkan dan mengembangkan skill-skill baru sesuai perkembangan teknologi di industri yang nantinya mampu memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dan dapat bekerja terus menerus.

“Di era yang serba cepat saat ini, keberhasilan suatu pendidikan dan pelatihan vokasi sangat ditentukan oleh kualitas instruktur pengajarnya. Melalui tangan-tangan instruktur inilah, kita berharap dapat memberikan skill-skill terkini sesuai dengan kebutuhan industri yang berkembang pesat kepada masyarakat,” katanya.

Sekjen Khairul menekankan perlu adanya pendidikan yang berorientasi vokasional training. Dengan begitu, permasalahan seperti ketidaksesuaian antara jenis pekerjaan dengan tingkat pendidikan (missmatch) tenaga kerja dapat diatasi.

“Saya minta para instruktur dan mentor pemagangan, selalu men-gupdate dan meningkatkan skill agar dapat seiring dengan perkembangan teknologi di industri, " ujarnya.

Lima Balai Besar Peningkatan Latihan Kerja (BBPLK) Kementerian Ketenagakerjaan melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama dengan 28 perusahaan industri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News