Lima Gender dalam Masyarakat Bugis Dibahas di Melbourne
"Lewat film ini, kita bisa tahu siapa pria dan siapa perempuan yang berbeda dalam konteks budaya."
Karenanya, menurut Ben, penting bagi masyarakat untuk memakai istilah gender yang digunakan dan lebih baik mengaitkannya dalam arti praktiknya.
Sementara itu, pembicara lainnya adalah Syahrir Wahab, keturunan Bugis yang mengaku pernah memiliki beberapa teman yang akhirnya menjadi Calalai atau Calabai.
"Masyarakat saat itu bisa menerima para Calalai, Calabai, dan Bissu. Saya rasa perdebatan itu baru terasa di jaman sekarang, mereka juga minta untuk dihargai, diapresiasi, karena masyarakat dulu lebih menerima," ujar Syahrir, yang juga suami dari Dewi Wahab, Konjen RI di Melbourne.
Ia menjelaskan jika para Bissu kini semakin sedikit jumlahnya, dan hanya melakukan ritual atau upacara adat tertentu.
Acara pemutaran dan pembahasan film Calalai - In Betweens ini digelar oleh Forum Masyrakat Indonesia di Australia (FMIA).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat