Lima Sekawan Berbagi Kisah jadi Pemburu PSK di Jalanan

Dini Hari Keliling Kota, Sediakan Diri Jadi Tempat Curhat

Lima Sekawan Berbagi Kisah jadi Pemburu PSK di Jalanan
Dari kiri, Herman, Rasti, Anas, Missy, dan Bintang, lima sekawan yang begitu peduli PSK jalanan. Foto: Eko Priyono/Jawa Pos/JPNN.com

Di sela-sela obrolan ringan tersebut, Rasti dan Bintang menyelipkan pesan yang tidak menghakimi.

”Jaga kesehatan ya, Bu. Masih punya kondom kan?” tanya Bintang.

PSK itu menjawab dengan anggukan. Rasti menimpali dengan permintaan agar memberi kabar jika membutuhkan bantuan.

Bahan perbincangan yang sama diucapkan kepada sejumlah PSK yang ditemui di lokasi tersebut. Terkadang perbincangan sampai memakan waktu hingga 30 menit karena PSK itu curhat tentang masalah pribadinya.

Bintang mengatakan, aktivitasnya itu memang lebih banyak mendengarkan kisah dan keluh kesah PSK di Surabaya. Selama ini tidak ada yang mau mendengar perkataan mereka. Termasuk masalah yang sedang dihadapi. Karena itulah, kehadiran para remaja tersebut disambut sangat baik oleh para kupu-kupu malam.

Mereka tidak hanya membawa pesan moral layaknya dai. Tetapi, mereka juga memosisikan diri sebagai teman yang kadang memberikan bantuan. Tidak ada kesan menggurui, sebagai teman curhat. Mereka sekaligus memberikan edukasi secara halus.

"Kami memang tak bisa mengangkat hidup mereka dengan memberikan modal. Tapi, setidaknya kami bisa membantu mereka untuk meminimalkan efek buruk jadi PSK," tambahnya.

Kemauan mendengar itu juga dimanfaatkan untuk memberikan nasihat secara halus tentang bahaya menjadi PSK. Biasanya, nasihat tersebut dilontarkan melalui pertanyaan yang jawabannya dikembalikan kepada PSK.

TIDAK banyak kaum muda Surabaya seperti lima sekawan ini. Tanpa banyak umbar omongan, malam-malam mereka mencari pekerja seks komersial (PSK). Dijadikan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News