Lima Sekawan Berbagi Kisah jadi Pemburu PSK di Jalanan

Dini Hari Keliling Kota, Sediakan Diri Jadi Tempat Curhat

Lima Sekawan Berbagi Kisah jadi Pemburu PSK di Jalanan
Dari kiri, Herman, Rasti, Anas, Missy, dan Bintang, lima sekawan yang begitu peduli PSK jalanan. Foto: Eko Priyono/Jawa Pos/JPNN.com

Ada juga PSK yang berusia 55 tahun. Di tengah keterbatasan hidup, PSK tersebut menghidupi seorang anak berusia 14 tahun yang ditinggalkan ibunya yang juga seorang PSK.

”Kalau enggak salah, anak itu juga sekolah,” ucap Herman.

Ditanya alasan mau bersusah payah berkeliling saat waktu istirahat, mereka terdiam sesaat.

”Kami hanya ingin melakukan apa yang bermanfaat untuk orang lain. Meskipun kami tidak bisa berbuat banyak. Setidaknya yang kami punya itu,” ucap Bintang kemudian seperti dilansir Jawa Pos (Induk JPNN.com), Kamis (15/1).

Tujuan mereka sederhana saja. Mereka ingin para PSK itu tidak terjangkit HIV/AIDS. Kalaupun ada yang sudah positif, mereka berusaha memantau sehingga kondisi tubuhnya terjaga. Blusukan para remaja itu baru berakhir ketika azan subuh berkumandang. Mereka kembali bertemu di rumah aman Yayasan Embun Surabaya ketika hari mulai terang. (*/c6/ayi)


TIDAK banyak kaum muda Surabaya seperti lima sekawan ini. Tanpa banyak umbar omongan, malam-malam mereka mencari pekerja seks komersial (PSK). Dijadikan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News