Lippo Ubah Mal jadi RS, Saham LPKR Naik Hingga 22% dalam Sepekan

Lippo Ubah Mal jadi RS, Saham LPKR Naik Hingga 22% dalam Sepekan
Lippo Karawaci. Ilustrasi Foto: lippokarawaci.co.id

Dengan proporsi recurring income LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif. Juga menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.

Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas, menambahkan, LPKR yang memiliki bisnis di sektor kesehatan melalui Siloam Hospital, dalam jangka panjang secara kinerja bakal positif.

Secara keseluruhan, bisnis LPKR memang fokus di bidang properti dan kesehatan.

Bisnis di sektor itu secara animo memang masih cukup baik. Sektor kesehatan masih menarik karena merupakan segmen bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat.

“Di saat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus Corona meningkat seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik,” kata Sukarno.

Yang pasti, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus corona. Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.

Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70% dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak.

Divisi healthcare dan mal menjadi penopang pertumbuhan pendapatan yang kuat. Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham emiten bersandi LPKR naik hingga 22% dalam sepekan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News