Lobi Industri Senjata Mulai Aktif Pengaruhi Pemilu di Australia
Kelompok lobi industri senjata dengan didukung lima pedagang senjata terbesar Australia menyatakan niatnya campur tangan dalam Pemilu untuk menutut pertanggungjawaban pemerintah atas keputusan mereka.
Anggota-anggota Yayasan Industri Menembak Australia (SIFA) membiayai upaya lobi tersebut sebesar lebih dari $ 1,2 juta sejak akhir 2014.
Anggotanya terdiri atas Direktur Nioa - yang menyebut dirinya sebagai pemasok senjata kecil dan amunisi terbesar di Australia, Raytrade, Outdoor Sporting Agencies, dan cabang produsen senjata Winchester dan Beretta di Australia.
SIFA memimpin lobi terbaru untuk mengubah UU Senjata, 22 tahun setelah Pembantaian Port Arthur yang menyebabkan semua negara bagian dan teritori menandatangani Perjanjian Senjata Api Nasional.
Mereka mensponsori "Hari Menembak" bagi politisi federal serta menyumbang puluhan ribu dolar untuk parpol yang ramah terhadap senjata api.
Juru bicara SIFA Laura Patterson mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk terlibat dalam Pemilu mendatang, setelah melakukannya di Queensland tahun lalu.
"Jika muncul keadaan di yurisdiksi mana pun di negara ini di mana kami merasa kampanye paralel dengan siklus Pemilu, maka kami akan mengambil keputusan itu," katanya kepada ABC.
"Kami ingin memasuki era baru. Kami ingin terbuka sehingga masyarakat tahu siapa kami dan mengapa kami melakukannya," tuturnya.
- Dunia Hari Ini: Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia
- Tantangan Lebih Bagi Warga Indonesia yang Berpuasa di Tengah Panasnya Australia
- Meliput Kawasan Nikel di Indonesia, Mendengar Kisah Kehidupan Manusia
- Waspadai Cuaca Ekstrem, Indonesia Sejauh Ini Sudah Mengalami 106 Kali Banjir
- Dunia Hari Ini: Nasib TikTok di Amerika Serikat Kini Berada di Tangan Senat
- Dunia Hari Ini: Influencer Inggris Andrew Tate Akan Diekstradisi ke Inggris