Lockdown Sapi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Lockdown Sapi
Waspadai penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak jelang Iduladha. Ilustrasi Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko

Hal itu masih ditambah lagi dengan kerugian yang diderita pedagang kuliner olahan mulut dan kuku sapi.

Selain itu, kerugian akibat program pengendalian dan penanggulangan khususnya tindakan pemberantasan, depopulasi, serta hilangnya kesempatan ekspor dan pengaruh bagi industri pariwisata, juga akan timbul.  

Wabah PMK juga akan memengaruhi tenaga kerja di bidang peternakan maupun bidang lain yang terpengaruh oleh wabah.

Para peternak menjerit. Sapi dijual dengan harga bantingan. Sapi yang berukuran besar yang hargannya Rp 25 juta diobral dengan harga Rp 11 juta. 

Sapi yang belum siap potong terpaksa harus dipotong. 

Sapi yang sudah divaksin dengan suntikan anti-biotik sebenarnya tidak boleh langsung dipotong karena tubuh sapi masih belum dinetralisir. 

Akan tetapi, pemotongan dilakukan ketimbang sapi mati sia-sia.

Hari Raya Kurban sudah dekat, banyak pedagang sapi sudah telanjur membeli sapi untuk dijual kembali dengan harapan beroleh untung besar.

Pandemi sapi jadi kabar mengejutkan bagi warga Jatim yang baru saja merasa lega setelah hampir bebas dari Covid-19. Pemprov Jatim melakukan lockdown sapi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News