Lodewijk Ajak Publik Bijak Bermedia Sosial
jpnn.com, JAKARTA - Bijak bermedia sosial menjadi kunci memperkuat relasi masyarakat.
Pasalnya, penetrasi digital makin kencang dengan ditandai tingginya literasi publik terhadap internet dan media sosial. Sehingga dalam berkomunikasi di era digital, penting untuk memperhatikan norma sosial.
"Jauhi SARA, jangan gampang menyebar hoaks," ujar anggota DPR RI Fraksi Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat acara 'Nogbrol Bareng Legislator; Bijak Bersosial Media', Rabu (24/8).
"Pengguna Indonesia mencapai 200 juta lebih. Mayoritas mereka ini melek media sosial," lanjut Lodewijk.
Dia memaparkan bahwa media sosial ibarat pisau bermata dua, lantaran memiliki dampak negatif dan positif.
Positifnya, dunia media sosial banyak memberikan informasi yang bermanfaat, misalnya akun-akun yang memberikan pembeljaran gratis terkait kompetensi tertentu.
"Negatifnya, banyak juga yang sharing konten pornografi, hoaks, hingga berbau SARA. Ini yang harus menjadi catatan kita bersama. Harus bijak dalam bermedia sosial," jelas Lodewijk yang bertugas di Komisi I tersebut.
Lodewijk memaparkan bahwa media sosial harus menjadi instrumen memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Termasuk menjunjung tinggi etika bermedia sosial.
Anggota DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan media sosial punya sisi positif dan negatif.
- Talkshow Menjadi Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial Sukses Digelar di Ternate
- Polisi Ungkap Alasan TikToker Bikin Konten Penistaan Agama
- Pertamina Menjalin Kerja Sama dengan Polri untuk Publikasi dan Edukasi Masyarakat
- Polisi Diminta Sikat Penyebar Hoaks soal Harga LPG 3 Kg di Kendal
- Jangan Sembarangan Like & Berkomentar di Medsos, Ingat Jarimu Harimaumu
- Trik Mencegah Pencurian Data Pribadi Melalui Phishing