Lola Amaria: Lima Perlu Jadi Tontonan Wajib

Lola Amaria: Lima Perlu Jadi Tontonan Wajib
Lola Amaria dan sutradara film Lima usai premiere di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Djainab Natalia Saroh/jpnn

Bagaimana setelah diberi rating 17+ oleh LSF?

Saya awalnya kaget. Menurut saya, pendidikan toleransi dan nilai-nilai positif harus dilakukan sejak dini. Kalau hanya untuk 17 tahun ke atas, mereka yang berusia kurang dari 17 tahun tentu tidak mendapat pendidikan itu. Dari hasil survei dan preview tertutup, para peserta menilai konten film ini aman dan mudah dicerna oleh mereka yang berusia di bawah 17 tahun lho.

 

Langkah apa saja yang sudah dilakukan?

Kami sempat mediasi dua kali antara saya sebagai pembuat film, LSF, pengamat, dan para pakar supaya kategori bisa diubah. Bahkan, ada salah seorang kiai peserta preview tertutup yang keberatan dengan kategori 17+. Dia berpendapat bahwa Lima bisa mendidik santrinya agar bisa bersikap toleran dan anti radikalisme.

 

Apakah berhasil?

Sayangnya tidak. Pihak LSF menawarkan solusi bisa diturunkan ke 13 tahun ke atas, dengan catatan ada pemotongan di bagian film tentang sila pertama. Saya tentu tidak mau. Sebab, film bisa kehilangan esensi, terlebih tentang toleransi. Saya ingin pesan film tersampaikan secara utuh. Ya akhirnya tetap tak dipotong dan kategorinya 17 tahun ke atas.

Kamis (31/5), film Lima yang diproduseri Lola Amaria resmi rilis di bioskop. Sebelum tayang, film tersebut menuai kontroversi karena diberi rating 17+

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News