Lombok Barat Dukung Program Pendidikan Gizi di Sekolah

Lombok Barat Dukung Program Pendidikan Gizi di Sekolah
Siswa MTs Ponpes NU Darussalam. Foto: Mesya/jpnn.com

Dia mengungkapkan prasarana pesantren tidak memadai lagi dengan jumlah santri. Misalnya untuk tempat tidur, satu kamar ukuran 8x7 meter ditiduri 35 anak. Begitu juga tempat mandi dan toilet, tidak seimbang.

Beruntung dari Kemenkes memberikan bantuan pengadaan sarana air bersih, kamar mandi dan toilet. "Anak-anak kalau air bersihnya ada, fasilitas untuk mereka mandi, berwudu tersedia, mereka akan nyaman," ujar Imran.

Dia menyebutkan, pencegahan stunting tidak hanya fokus pada perbaikan gizi tetapi juga faktor lingkungan. Kalau lingkungan pesantren sehat dan nyaman, anak-anak akan tumbuh sempurna.

Senada itu Muchtaruddin mengutarakan, pihaknya akan masuk ke Ponpes-ponpes untuk sosialisasi pendidikan gizi. Kalau lingkungan pesantren sudah bagus, asupan gizi anak-anak yang mondok harus dijaga.

"Anak-anak yang mondok ini punya tiga ibu kos. Mereka yang memasak makanan untuk para santri. Nah, para ibu kos ini harus dibekali dengan pengetahuan tentang gizi agar menyediakan makanan walaupun sederhana tapi bergizi tinggi," tuturnya.

Selain itu kebiasaan anak cuci tangan sebelum makan terus digalakkan. Begitu juga dengan kebun gizi sangat tepat bila dilaksanakan di Ponpes. Paling tidak hasil kebunnya bisa dikonsumsi para santri.

Satu hal yang dikeluhkan pimpinan Ponpes NU Darussalam, sejak pesantren ini berdiri, belum ada bantuan dari Kementerian Agama. Mereka pernah mengajukan permohonan bantuan untuk sarana prasarana tetapi sampai saat ini tidak ada tanggapan.

"Mungkin banyak pondok yang butuh bantuan makanya kami belun. Alhamdulillah berkat swadaya masyarakat Ponpes ini masih bertahan," tandasnya. (esy/jpnn)

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat M Hendrayadi, program pendidikan gizi di sekolah sudah dilakukan pada 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News