Low 100 Kilo

Oleh: Dahlan Iskan

Low 100 Kilo
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - KELIHATANNYA seperti mustahil. Namun, inilah langkah besar Datuk Low Tuck Kwong berikutnya. Di usianya yang 74 tahun: meningkatkan produksi batu bara menjadi 60 juta ton setahun.

Angka itu hampir dua kali lipat dari produksi grup Bayan Resources tahun lalu. Mustahil? Ia punya akal –akalnya orang kaya: ia bangun jalan baru. Sepanjang 100 km.

Jalan baru itu langsung ke arah sungai Mahakam. Lebih besar dan dalam. Bisa angkut batu bara lebih banyak - -dibanding hanya lewat sungai Belayan dan Senyiur seperti selama ini.

Baca Juga:

Ujung jalan baru itu memang di Muara Wahau. Jauh di hulu Mahakam. Di pedalaman sekali. Lebih hulu dari Kotabangun. Bahkan lebih hulu lagi dari Muara Muntai.

Berarti, lebih hulu dari dua danau besar di sungai itu: Danau Melintang dan Danau Semayang. Lebih jauh tetapi lebih menguntungkan.

Jalan baru itu bukan baru akan dibangun, tetapi sedang dibangun. Anggaran pembangunannya Rp 3 triliun lebih. Harus membangun pula tujuh jembatan –salah satunya jembatan besar melintasi sungai Belayan.

Baca Juga:

Saya menelusuri jalan itu. Di bagian yang sudah jadi. Besar. Lebar. Lurus. Kuat. Kelak, kalau pecah perang, misalnya, jalan ini bisa untuk landasan pesawat tempur. Kelas apa pun.

Jembatan sungai Belayan itu juga  sudah selesai. Akan diserahkan ke masyarakat. Bayan memang membangun dua jembatan sungai Belayan. Bersebelahan. Yang satu untuk umum. Satunya lagi khusus untuk batu bara –sedang dalam pengerjaan.

Datuk Low Tuck Kwong, SMA-pun tidak tamat. Namun, begitu banyak keputusan besar ia ambil dalam hidupnya. Pun ketika sudah berumur 74 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News