Luar Biasa, Ini Lapas Bukan Sembarang Lapas

Luar Biasa, Ini Lapas Bukan Sembarang Lapas
Mengenakan baju koko, peci, dan bersarung, warga binaan LPKA Kelas II A Martapura memperdalam ilmu agama. Foto: Muhammad Amin/Radar Banjarmasin/JPNN.com

Keterangan itu diperkuat dari polsek setempat, bahwa eks warga binaan yang telah menjalani hukuman di Lapas Cianjur sangat minim terjaring kejahatan.

“Dulu, salah satu napi yang dipindah ke Cianjur dari Lapas lain mendadak kaget dan minta pindah ke Lapas lain. Alasannya tidak mudah mendapat “sesuatu” (narkoba) yang selama ini mudah didapat. Setelah ditolak, dia malah terbiasa dan jadi baik dan saat ini sudah bebas,” kata Saptono.

Sedangkan Amang Zaini salah salah satu santri warga binaan mengaku bahagia sejak kehadiran pembinaan berbasis pesantren.

Dirinya mengaku ingin tobat dan tidak mau mengulanginya kejahatan yang enggan disebutkannya. Zaini yang memiliki keterampilan mengaji dan bisa diandalkan menjadi guru mengaji untuk sesama warga binaan. Bahkan, sering menjadi tempat curhat warga binaan.

“Mereka sering mengeluh tidak bisa mengaji. Sekarang malah bebas mengaji berkat dibuatkan lingkungan seperti gaya pondok. Tidak seperti dulu, sekarang Salat Jumat juga wajib diikuti seluruh warga binaan,” tuturnya.

Warga binaan yang mengaku sudah hafal beberapa juz Alquran itu membenarkan, memang warga binaan khususnya anak-anak patut mendapat perhatian.

Mereka kurang segala-galanya, kurang pendidikan, kurang kasih sayang, dan kurang mendapat lingkungan yang baik. Selama ini anak-anak banyak jadi korban narkoba.

”Alhamdulillah, mereka berniat ingin bisa mengaji dan tobat. Saya juga Pak, hanya ingin tobat, pastinya menyesal,” pungkasnya. (yn/ram)

Pukulan rebana atau terbangan disertai lantunan syair berisi pujian kepada Nabi Muhammad SAW sayup-sayup terdengar dari corong musala Lembaga Pemasyarakatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News