Luar Biasa! Inovasi Kilang Badak LNG di Bontang Bisa Menekan Impor LPG
Lebih lanjut Nicke menguraikan, dunia menghadapi ancaman perubahan iklim yang membahayakan generasi mendatang karena penggunaan energi berkontribusi hingga 55,5 persen terhadap gas rumah kaca.
Di tengah terjadinya perubahan iklim global, gas merupakan sebagai energi transisi penting bagi masa depan.
Menurut Nicke, sebagian besar negara masih menggunakan energi fosil, termasuk Indonesia.
Menyadari hal tersebut, semua negara bersepakat melakukan perubahan, dari penggunaan energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Namun hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena konsumsi energi terus meningkatnya tajam.
“Efisiensi atau mengurangi penggunaan energi secara cermat dan hemat ini bisa memberikan kontribusi pada penurunan karbon emisi,” imbuh Nicke.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro menambahkan sebagai subholding yang bergerak di sektor hulu, PHE memiliki sumber gas yang diperkirakan pada 2028 menjadi oil.
Bahkan beberapa potensi masih akan dilakukan monetize, mengingat di Kalimantan Tengah terdapat banyak Kanai dan IDD.
Pertamina menghadirkan inovasi baru LPG Booster System di Kilang LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur yang dapat meningkatkan produksi LPG
- Peringati Hari Kartini: Memaknai Peran Penting Perwira Pertamina untuk Keluarga
- Usut Kasus Investasi Bodong, KPK Bakal Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih
- Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2, Ini yang Dilakukan PIS
- BRI Ungkap 3 Fakta soal Video Viral Kasus Uang Raib Rp 400 Juta
- Tinggalkan Pinjol, Mari Berinvestasi di Pegadaian
- Jenderal Maruli: Dansat Harus Berinovasi untuk Kemajuan Satuan