Lubang – Lubang Diasapi, Den Baguse Keluar, Masuk Perangkap

Lubang – Lubang Diasapi, Den Baguse Keluar, Masuk Perangkap
Noto Susilo, 54, petani Desa Jogorejo, Sendangsari, Minggir, Sleman menunjukkan tikus hasil tangkapannya Sabtu (9/3). Foto: ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA

Dikatakan, pemerintah setempat kerap menyarankan petani untuk menanam padi secara bersamaan. Cara itu diyakini mampu untuk menekan serangan tikus. Namun cara itu, menurut Askoto, sulit dilakukan. "Tanam bersamaan, pembagian airnya susah," keluhnya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Heru Saptono menyatakan, hama tikus tak bisa dihindarkan. Itu menjadi tantangan utama pemerintah untuk menangkalnya. Sebab, tak sedikit petani yang kerap gagal panen enggan lagi bertani. “Mereka alih profesi. Pilih kerja di indistri kecil,” ungkapnya.

Heru membenarkan, gropyokan tikus menjadi cara tradisional yang paling memungkinkan bagi petani. Namun, sistem TBS lebih disarankan. Juga mina padi. Juga sistem tanam padi dengan metode tajarwa. Alias tanam jajar legawa. (har/cr7/yog)


Berbagai cara telah dilakukan petani di wilayah Sleman untuk untuk menangkal serangan hama tikus alias Den Baguse.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Sumber Radar Jogja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News