Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon

Menyelam 22 Ribu Kali Angkat Artefak

Luc Heymans, Komandan Perburuan Harta Karun Laut Cirebon
PERALATAN KOMPLIT- Salah seorang penyelam mengumpulkan barang-barang ke dalam rak. Tiap rak ditandai dari koordinat mana barang itu diambil. Itu untuk memudahkan penelitian. Foto: Luc Heymans for Jawa Pos Grup
"Kata temanku di Vietnam, kamu bisa jadi jutawan kalau kamu mau bekerja di sini. Saya jawab tidak. Untuk menjadi jutawan di Vietnam, kamu harus jadi miliarder dulu karena kamu akan kehilangan banyak uang," katanya lantas terkekeh.

Luc menolak disebut pemburu harta karun. Dia lebih sreg disebut penyelam arkeolog. "Orang beranggapan kami ini memburu harta-harta bawah laut dan menjualnya. Memang ada yang dijual untuk membiayai proyek. Ini kan juga ada orientasi penelitian dan kesejarahan," ungkapnya.

Penyelaman arkeologi itu lantas bergeser ke Filipina. Negara pimpinan Gloria Arroyo tersebut punya komitmen tinggi terhadap konservasi benda-benda arkeologi. Hasil temuan pun tidak dilelang. Barang-barang penyelaman itu dibagi 70:30. Pemerintah Filipina mendapatkan bagian lebih banyak. "Pemerintah Filipina sangat menghargai benda-benda arkeologis," ujarnya lantas tersenyum.

Dari ratusan penyelaman di Filipina, tidak semua menghasilkan duit. Umumnya hanya porselen, keramik, dan kapal nonkargo yang karam. Dari sepuluh tahun penyelaman di Filipina, hanya 20 penyelaman yang menghasilkan benda-benda berharga. (*/c5/cfu)

SEKITAR 270 ribu artefak yang diangkat dari kedalaman laut Cirebon dilelang di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News