Lupa Lian Hua

Oleh Dahlan Iskan

Lupa Lian Hua
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di Surabaya suku Xianyou sama banyak dengan suku Putian dan Fujing. Tiga suku inilah yang kalau digabung, menjadi mayoritas di masyarakat Tionghoa di Surabaya.

Saya tidak hanya berteman dengan Wie Kiong, tetapi juga dengan adik-adiknya. Ia tujuh bersaudara, 5 laki-laki 2 perempuan. 

Yang laki-laki, lima orang itu, semua bekerja bersama-sama di pabrik sepatu milik keluarga. Itu pabrik warisan ayah mereka.

Sedang yang wanita ikut suami. Salah satu suami itu juga teman baik saya: punya pabrik baja.

Suatu hari Wie Kiong merasa tidak sehat. Badannya panas. Ia ke dokter. Diberi Panadol. Panas pun reda.

Beberapa hari kemudian badannya panas lagi. Ke dokter lagi. Diberi Panadol lagi. Panasnya pun reda lagi.

Begitulah. Setiap badannya panas ia cari Panadol. Lian hua kan obat Covid-19. Bukan obat untuk panas. Begitulah yang hidup di benaknya.

Sampai di situ ia tidak curiga tertular Covid-19. Karena itu ia juga tidak berinisiatif tes Covid-19.

Keluarga Wie Kiong telah kita diingat banyak berbuat memajukan ekonomi Indonesia. Kini giliran keluarga itu mengingatkan kita untuk tetap lebih waspada.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News