M16 Prediksi Coattail Effect Tidak Mempan Terhadap Pemilih Pemula

M16 Prediksi Coattail Effect Tidak Mempan Terhadap Pemilih Pemula
Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto. Foto: M16 for JPNN.com

Analis politik NTB ini pun memberi bocoran bahwa pemilih milenial sering lebih peduli pada isu-isu spesifik. Mereka juga umumnya memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan inklusif. 

Isu-isu spesifik itu kata Didu misalnya yang terkait dengan lapangan pekerjaan, perubahan iklim, kesetaraan gender, maupun yang terkait dengan informasi dan teknologi, seperti game. 

”Jadi bukan berdasarkan survei calon presiden dari partai tertentu,” tandas Didu.

Selain itu kata Didu, berdasarkan pengalaman pesta demokrasi dari beberapa negara, pemilih milenial tinggal di sistem multi-partai atau multi koalisi. 

Karena itu, dalam konteks ini, Coattail Effect menjadi lebih sulit terjadi karena pemilih memiliki pilihan yang lebih luas dan lebih beragam. 

"Sehingga pemilih milenial lebih cenderung memilih partai atau kandidat dari partai berdasarkan program dan visi partai secara keseluruhan daripada hanya karena popularitas Capres," ungkapnya. 

Didu mengatakan, memang dalam Pilpres 2024, pemilih milenial akan menjadi pemilih yang dominan di seluruh Indonesia. Termasuk di NTB. 

Data KPU menyebutkan, di NTB jumlah pemilih milenial dan Gen Z pada Pemilu 2024 Mencapai 2,1 Juta. Jumlah tersebut setara dengan 54 Persen jumlah pemilih di Bumi Gora.

Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 memprediksi coattail effect tidak akan berdampak signifikan menaikkan insentif elektoral di kalangan pemilih pemula

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News