Macron

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Macron
Presiden Prancis Emmanuel Macron. Foto: Guillaume Horcajuelo/Pool via REUTERS/rwa/cfo

Kemunculan Le Pen sama dengan kemunculan Donald Trump pada lanskap politik Amerika pada 2016. 

Trump mengusung tema kampanye ‘’American First’’ yang mengutamakan kepentingan nasional Amerika. 

Trump terang-terangan anti-imigran dan antagonistis terhadap Islam.

Le Pen lebih ekstrem dari Trump. Dalam kampanye, dia tegas menyatakan akan melarang praktik-praktik Islam di ruang publik, termasuk pemakaian hijab untuk perempuan muslim. 

Dia juga anti-Yahudi dan anti-Eropa. Karena kampanye anti-Islam ini, para imigran Prancis yang jumlahnya mencapai 4 juta orang memilih Macron.

Pemilu kali ini adalah torehan sejarah baru bagi Front National sebagai sebuah partai anti-imigran dan anti-Uni Eropa. 

Di bawah kepemimpinan Le Pen, partai yang dianggap rasis ini berusaha memperbaiki citranya dan terbukti dukungan dari publik meningkat.

Marine Le Pen mewarisi kepemimpinan dari bapaknya, Jean Marie Le Pen, pada 2002. 

Macron mengalahkan lawannya dari Marine Le Pen yang terkenal sebagai politikus anti-imigrasi, anti-Yahudi, dan anti-Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News