Madan si Bocah Penjual Pisang Cokelat, Pengin jadi Tentara

Madan si Bocah Penjual Pisang Cokelat, Pengin jadi Tentara
Muhammad Ramadhan berjualan Pisang Cokelat Karamel untuk membantu sang ibu. Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin/JPNN.com

jpnn.com - Muhammad Ramadhan merupakan sosok bocah yang selalu ceria. Ia gampang tersenyum dan tertawa. Tapi ceritanya mungkin membuat kita tak mampu berkata-kata.

WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin

Selasa (18/12) siang, cuaca Banjarmasin cukup panas. Lalu lalang kendaraan bermotor yang melintas di kawasan Jalan Simpang Ulin Banjarmasin tampak menyemut. Sebagian di antara kendaraan bermotor, berjejer rapi memasuki pintu masuk Duta Mall.

Berjarak hanya beberapa meter dari pintu masuk mal, tepat di samping Masjid Al Falah, seorang bocah tampak asyik duduk bersila. Memakai kaus dengan motif garis berwarna biru dan hitam, celana jins selutut, namun tanpa alas kaki.

Bocah itu tersenyum lebar. Sambil menawarkan kue kepada siapa pun yang melintas di hadapannya. “Kak kue kak. Silakan beli kak,” rayunya.

Bocah itu bernama Muhammad Ramadhan. Umurnya dua belas tahun, anak kedua dari dua bersaudara yang kini tinggal bersama tantenya di kawasan Jalan Prona IV, Pekapuran Raya, Banjarmasin.

Madan - sapaan akrab Muhammad Ramadhan - sudah bertahun-tahun berjualan kue Pisang Cokelat Karamel di kawasan tersebut. Sejak ia duduk di bangku taman kanak-kanak (TK), hingga kini duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cempaka Putih.

Dalam sehari, ia menjajakan sedikitnya 30 kue yang disimpan rapat dalam sebuah kotak transparan berbahan plastik. Menjualkan kue yang dibuat oleh salah seorang warga yang tinggal di Gang Damai, Pekapuran A, Banjarmasin.

Muhammad Ramadhan yang akrab dipanggil Madan, penjualn pisang cokelat di depan Duta Mall, cita – cita ingin jadi tentara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News