Mahardhika Pratama, Peraih Gelar PhD di Usia 26

Pakar Fuzzy System, Kini Ngajar di Sydney

Mahardhika Pratama, Peraih Gelar PhD di Usia 26
Dhika pulang kampung ke Surabaya sekali dalam setahun. Foto: Dinda Lisna Amilia/Jawa Pos

’’Sebenarnya ditawari sejak Mei, tapi saat itu kan saya belum lulus. Ahamdulilah semua lancar,’’ terang ayah Nadine Nararya Pratama, 2, tersebut.

Bahkan, lulus dari S-3, Dhika juga mendapatkan penghargaan SEIT high Impact Award 2014 for HDR Students. Penghargaan itu diberikan untuk disertasi yang mempunyai kontribusi di bidang penelitan. ’’Lumayan, hadiahnya sebesar USD 3.000, bisa ditabung,’’ ucap alumnus SMAN 16 Surabaya itu, lantas tersenyum.

Dhika merasa lega telah menjadi S-3. Sebab, saat itu dia sudah berkeluarga. Beasiswanya memang memberikan tunjangan untuk anak dan istri. Tetapi, dananya tetap saja sangat terbatas. Karena itu, dia dan sang istri juga menyambi bekerja. Pekerjaan apa pun seperti loper koran, pelayan, hingga cleaning service dilakoninya. Yang paling terasa adalah saat menjadi loper koran. Sebab, Dia harus berangkat pukul tiga dini hari untuk menemui agen.

Lalu, dia keliling perumahan untuk mengantarkan surat kabar. ’’Pada masa-masa tersebut, kesasar dan kurang tidur itu sudah biasa,’’ ujarnya mengingat kembali masa-masa tersebut.

Dhika merasa senang dan lega saat seorang kawan menawarinya bergabung mengajar. Dia yang sudah menjadi S-3 bisa langsung bekerja. Perjalanannya yang mulus sampai menerima tawaran mengajar itu bukan hanya karena dia pintar dan bisa lulus dengan cepat.

Kebiasaannya menulis karya ilmiah saat S-1 terus dilanjutkannya saat S-2 dan S-3.’’Tidak sembarang jurnal internasional, harus jurnal yang punya kredibilitas,’’ tegas pengagum KH Mustofa Bisri alias Gus Mus tersebut.

Untuk seseorang yang familier dengan jurnal, biasanya ada penanda bahwa jurnal itu berkualitas atau tidak. Misalnya, mempunyai penanda ranking A atau A* (yang paling tinggi). Menulis jurnal internasional juga tidak mudah. Awalnya, Dhika merasa tantangannya terletak pada bahasa.

’’Dulu saya kesulitan menciptakan gaya bahasa Inggris yang renyah dan sistematis, membuat inovasi dalam hal pemikiran. Semua memang butuh kebiasaan,’’ papar penghobi olahraga tersebut.

Pada umumnya, seseorang selesai menuntaskan pendidikan strata-3 di usia kepala tiga. Mahardhika Pratama bisa menyelesaikan S-3 nya dari University

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News