Mahardhika Pratama, Peraih Gelar PhD di Usia 26

Pakar Fuzzy System, Kini Ngajar di Sydney

Mahardhika Pratama, Peraih Gelar PhD di Usia 26
Dhika pulang kampung ke Surabaya sekali dalam setahun. Foto: Dinda Lisna Amilia/Jawa Pos

Biar begitu, Dhika tetap mempunyai standar untuk dirinya sendiri. Dalam setahun, dia menarget membuat minimal enam jurnal dan menghadiri paling tidak 2–3 konferensi ilmiah. Semua upayanya tidak sia-sia. Hingga kini, dia telah membuat 30 kali publikasi karya ilmiah di jurnal internasional.

Prestasi itu menambah portofolionya. Dalam dunia akademisi di negara maju, sesama rekan kerja bisa melihat prestasi nyata lewat portofolio. ’’Mungkin karena itu juga, saya tidak pernah merasa diremehkan sebagai orang Indonesia,’’ tutur Dhika dengan bangga.

Mengajar di perguruan tinggi di luar negeri membuatnya merasakan perbedaan budaya pendidikan. Di Australia, semua universitas mempunyai research center karena mereka mempunyai fokus yang tinggi di bidang riset. Tidak heran, pembagian porsi seorang dosen didominasi untuk riset. Yakni, 50 persen untuk riset, 35 persen mengajar, dan 15 persen administrasi seperti perbaikan kurikulum.

Dalam seminggu, Dhika pun hanya mengajar satu mata kuliah. Dia bercerita, dalam mengampu sebuah riset di Aussie, prosesnya berlangsung minimal tiga tahun. Bahkan, sangat memungkinkan itu dibuat berkelanjutan. Hal tersebut, menurut dia, bisa menjadi salah satu penyebab banyaknya orang pintar dari Indonesia yang tidak mau pulang.

Sistem di Indonesia juga belum terintegrasi dengan sistem pendidikan luar negeri. Misalnya, saat masuk Indonesia, seorang WNI yang memulai karir sebagai akademisi di luar negeri dan sudah menjadi guru besar di luar negeri tidak bisa disesuaikan menjadi profesor alias harus memulai dari nol. ’’Hal seperti itu kan memberatkan, banyak teman-teman yang jadi ogah pulang,’’ jelasnya.

Di sisi lain, Dhika yang sudah sekitar empat tahun merantau merasakan adanya perbaikan iklim pendidikan di Indonesia. Dia tetap menyimpan keinginan pulang untuk ikut memajukan pendidikan di tanah airnya, Indonesia. (*/c20/nda)


Pada umumnya, seseorang selesai menuntaskan pendidikan strata-3 di usia kepala tiga. Mahardhika Pratama bisa menyelesaikan S-3 nya dari University


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News