Mahasiswa Australia Belajar Bahasa Indonesia di Lombok

Mahasiswa Australia Belajar Bahasa Indonesia di Lombok
Mahasiswa Australia Belajar Bahasa Indonesia di Lombok

Tujuan bagi mereka yang ingin belajar bahasa Indonesia tidak lagi di kota seperti Bali, atau Yogyakarta. Lombok di Nusa Tenggara Barat juga semakin menjadi pilihan.

Saat ini sebanyak 65 mahasiswa dari 4 universitas yang tergabung kelompok dalam Regional Universities Indonesian Language Initiative (RUILI) Consortium belajar bahasa Indonesia dalam  Indonesian in-Country Program di Kampus Mataram Lingua Franca Institute (MalFI) Lombok Nusa Tenggara Barat.

Keempat universitas yang membentuk Konsorsium RUILI adalah Charles Darwin University (CDU) Darwin, University of Sunshine Coast (USC) Brisbane, University of New England (UNE) Armidale, dan University of Tasmania (UTas) Tasmania sejak tahun 2007.

Mahasiswa Australia Belajar Bahasa Indonesia di Lombok
Mahasiswa dari Australia sedang menjelaskan topik dalam bahasa Indonesia yang mereka pelajari. (Foto: Issyatul Mardiah)

Menurut keterangan Issyatul Mardiah dari MalFi kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya, di bulan Januari - Februari setiap tahunnya, RUILI mengirimkan mahasiswa untuk belajar bahasa Indonesia selama 3 - 6 minggu di Lombok ditemani oleh Resident Director (RD) dan Assistant Resident Director (ARD) untuk masing-masing term  yaitu selama 3 minggu.

Program In-Country Bahasa Indonesia ini adalah program belajar bahasa asing di tempat dimana bahasa tersebut digunakan.

"Belajar bahasa dengan Program in-Country cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi mengingat dukungan “lingkungan kaya bahasa” --- kemana pun pembelajar pergi dia akan dikelilingi dengan bahasa target." kata Mardiah.

Selain itu,  menurut Mardiah, program In-Country memungkinkan penerapan pendekatan pembelajaran in-vitro dan in-vivo.

Tujuan bagi mereka yang ingin belajar bahasa Indonesia tidak lagi di kota seperti Bali, atau Yogyakarta. Lombok di Nusa Tenggara Barat juga semakin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News