Mahasiswa Baru Unand Khawatirkan Asrama

Mahasiswa Baru Unand Khawatirkan Asrama
Mahasiswa Baru Unand Khawatirkan Asrama
"Saya benar-benar tak mau mengambil resiko anak saya harus jadi korban, kalau ternyata terjadi gempa lagi, atau kalau misalnya bangunan yang sekrang sudah rusak itu ternyata malah kemudian rubuh," tambah bapak yang sangat mengkhawatirkan keselamatan putri tunggalnya tersebut.

Pernyataan serupa diungkapkan oleh Dani dan Taufan, dua orang mahasiswa baru yang meski cukup beruntung karena sedang tak berada di asrama ketika gempa terjadi, justru sudah sempat mengecek keadaan asrama mereka pasca bencana tersebut. "Iya, retak-retak. Dan jelas tidak aman kelihatannya. Tangganya saja sudah kayak hampir putus. Sampai kelihatan besi-besi kerangkanya. Ngeri ah, kalau harus tinggal di sana dengan keadaan begitu," tutur Dani.

Yang menarik adalah, dalam kondisi sedemikian rupa, justru sebagian dari anak-anak baru di kampus itu mengaku sempat-sempatnya dikirimi SMS oleh orang yang katanya adalah Koordinator Asrama. SMS yang dikirim intinya menyerukan mereka untuk tetap kembali ke asrama, karena katanya tidak ada masalah dengan fasilitas itu dan masih layak pakai (huni).

"Pihak Unand harus memperhatikan betul dan mengklarifikasi terlebih dulu tentang hal ini, kalau memang ingin anak-anak balik ke asrama. Bila perlu, selain jaminan tertulis dari Unand, harus ada kajian dulu dari tim ahli kalau bangunan itu layak didiami. Baru kemudian anak-anak kami bisa diserukan untuk kembali ke sana," ujar orangtuanya Dani pula menegaskan. (ito/JPNN)

PADANG - Pasca gempa 7,9 SR yang mengguncang Sumbar, aktivitas pendidikan yang kebetulan baru saja dimulai usai libur Lebaran, otomatis harus terhenti


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News