Mahasiswa Harus Pahami Wawasan Kebangsaan  

Mahasiswa Harus Pahami Wawasan Kebangsaan  
Suhardi Alius. Foto: Istimewa for JPNN

“Kenapa saya bahas masalah kebangsaan lalu saya bahas radikalisme? Karena  itu mempunyai korelasi yang sangat kuat. Kita harus dapat mempertanggungjawabkan dan harus tetap ada NKRI  yang lahir sebelum kemerdekaan. Karena mahasiswa ini adalah masa depan bangsa Indonesia. Mari kita selamatkan dengan kita cekoki dengan hal-hal yang betul-betul membangkitkan nasionalisme mereka itu. Dan sambutannya sungguh luar biasa,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini

Dia menambahkan, di tengah era globalisasi yang sangat luar biasa ini di tengah perubahan nilai-nilai yang sangat luar biasa, bangsa ini  masih bertumpu kepada generasi muda Indonesia.

Sebab, dari para mahasiswa inilah yang akan memimpin, memiliki dan membangun  negeri ini pada 10-20 tahun mendatang.

“Satu yang saya pesan, ketika kalian punya idealisme, saya lihat debat-debat itu. Ketua BEM itu, dari sisi saya melihatnya senang, luar biasa idealisme itu. Bangun terus idealisme itu. Tapi satu pesan saya, ketika nanti kalian diberikan amanah, jangan ubah idealisme itu, ” ujarnya.
 
Mantan Kadiv Humas Polri ini  juga sangat menyayangkan ketika orang-orang yang masih muda dulunya memiliki idealisme tinggi, namun katika sudah diberikan amanah ternyata mulai tidak komitmen dengan idealismenya.

“Idealismenya sudah surut. Artinya kita tantang itu, pertahankan idealisme itu. Bangsa ini dibangun karena idealisme. Dan salah satu pendiri bangsa ini lulusan ITB, namanya Ir. Soekarno,” tuturnya.

Dia menambahkan, di tengah era globalisasi yang terjadi di kalangan mahasiswa sekarang ini yang adalah generasi milenial dirasakan ‘menurun’ nasionalismenya.

“Kita identifikasi generasi milenial itu melihat pendekatan secara fungsional, tidak secara historikal, kalau bermanfaat buat saya saya ambil, kalau tidak bermanfaat buat saya saya tinggal,” ujarnya menyayangkan.

 

Tidak bisa dimungkiri bahwa di era globalisasi selama ini banyak mahasiswa yang berprestasi yang kena radikalisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News