Waspadalah, Kampus Rawan Diserang Virus Radikalisme
jpnn.com, PADANG - Generasi muda diminta lebih berhati-hati dalam menggunakan dunia maya dan media sosial.
Sebab, selama ini dunia maya dan media sosial menjadi sarana berkembangnya radikalisme dan hate speech.
“Saat ini , setiap orang menggunakan smartphone yang terhubung dengan Internet. Tidak hanya satu, kadang satu orang punya dua smartphone. Banyak yang tidak menyadari bahwa propaganda radikalisme masuk melalui smartphone yang dikirimi berbagai macam konten di grup-grupnya. Oleh karena itulah harus hati-hati menggunakan smartphone,” ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum di hadapan 350 mahasiswa dan civitas akademika Universitas Andalas Padang, Jumat (2/2).
Alumnus Akpol 1985 itu menambahkan, kampus juga tidak luput dari virus radikalisme.
Hal tersebut didasari dari hasil identifikasi beberapa kampus yang mahasiswanya telah tersusupi oleh paham radikal dan terorisme.
Selain mahasiswa, dosen juga telah beberapa terindikasi mengajarkan radikalisme ke mahasiswanya.
“Saya memberikan kuliah umum di ITB Bandung. Saya katakan harus bangga karena presiden pertama dari ITB Bandung. Namun, harus juga wawas diri karena teroris juga ada yang barasal dari ITB Bandung,” ujar pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 itu.
Dia menambahkan, beberapa waktu lalu ada pemilihan rektor di sebuah kampus. Namun, setelah dicek ulang ternyata calon rektor tersebut telah diidentifikasi menjadi simpatisan kelompok radikal.
Generasi muda diminta lebih berhati-hati dalam menggunakan dunia maya dan media sosial.
- Pertamina Menjalin Kerja Sama dengan Polri untuk Publikasi dan Edukasi Masyarakat
- TASPEN Gelar Mudik Gratis untuk 720 Pemudik
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran
- Jangan Sembarangan Like & Berkomentar di Medsos, Ingat Jarimu Harimaumu
- Trik Mencegah Pencurian Data Pribadi Melalui Phishing
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya