Mahasiswa Indonesia Berharap Jam Kerja Mereka di Australia Tak Perlu Dibatasi

"Pertimbangannya itu jurusan aku enggak punya exam, yang berarti cuma full assignment, kalau itu sudah selesai sudah enggak ada apa-apa lagi. Jadi waktu saya relatif lumayan banyak," ungkap Jess.
Selama ini, bila jadwal kuliahnya padat, dengan sendirinya Jess selalu mengurangi jam kerjanya.
Menurut dia, hal ini kembali kepada mahasiswanya sendiri, karena pemerintah membatasi jam kerja supaya mahasiswa bisa fokus belajar.
"Bekerja di Australia merupakan pengalaman tersendiri karena saya harus mengajukan lamaran sendiri, di-interview, dan saat keterima di-trial dulu," jelasnya.
Yang berkesan baginya saat ia dipercaya untuk terlibat dalam desain, bukan hanya membuat es krim, karena menurutnya susah mendapat pekerjaan sesuai bidang ilmunya jika belum punya 'portfolio'.
"Puji Tuhan saya diberi kesempatan untuk bekerja di bidang ini, dan saya tahu tidak semua orang punya kesempatan seperti itu," ucap Jess.
Ikuti berita menarik lainnya di ABC Indonesia.
Mulai bulan Juli, mahasiswa internasional hanya boleh bekerja maksimal 24 jam per minggu
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya