Mahasiswa S3 Mantan Tersangka Teroris Kecam Kepolisian Australia

"Dan AFP keliru jika menganggap saya tak memiliki sumber daya atau kemampuan membela ketidakbersalahan saya ini," kata Nizamdeen.
"Setelah saya dituntut dan ditahan, satu-satunya yang menggembirakan saya yaitu kepercayaan pada sistem peradilan Australia, yang sangat independen terhadap Kepolisian Federal Australia," tambahnya.
Kasus ini juga melibatkan Tim Gabungan Anti Terorisme NSW (JCTT).
Polisi menuduh Nizamdeen memiliki cetak biru serangan teror terhadap beberapa lokasi "simbolis" di Sydney. Dia ditangkap tim JCTT di daerah Kensington di pinggiran Sydney pada bulan Agustus.
Menurut Nizamdeen, dirinya tetap bersikukuh ke penyidik bahwa tulisan tangan di buku tersebut bukan tulisannya.
Menurut penyidik, cetak biru rencana serangan itu ditemukan di buku catatan yang berada di atas meja yang digunakan Nizamdeen di tempat kerjanya di kampus UNSW.
"Setelah delapan jam diinterogasi, para penyidik berpikir hal itu sudah cukup untuk menuntutku di bawah hukum Australia yang kejam," kata Nizamdeen.
"Hal itu mereka lakukan setelah saya berkali-kali menolak bahwa tulisan tangan itu milik saya," tambahnya.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas