Maherda Ekananda, dari Sopir Taksi Menjadi Pilot

Sempat Jadi Kurir dan Tukang Foto Pernikahan

Maherda Ekananda, dari Sopir Taksi Menjadi Pilot
Maherda Ekananda. Foto: Dok Pribadi
Dibutuhkan biaya besar untuk bisa masuk sekolah penerbangan. Hal tersebut menjadi salah satu kendala yang dihadapi Maherda. "Orang tua saya nggak mampu untuk menyekolahkan di penerbangan. Levelnya nggak nyampe," ucap putra sulung pasangan Djohar Maligan dan Ermien Sulistyowatie itu saat ditemui Jawa Pos di Perumahan Kalibata Indah Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Untuk urusan biaya, Maherda dibantu pamannya, Ahmed Solihin, seorang pengusaha yang tinggal di ibu kota. Untuk tahap awal, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 180 juta. Maherda numpang tinggal di rumah sang paman seraya menimba ilmu di Deraya Flying School. Dia lulus dengan mendapatkan lisensi sebagai pilot pesawat kecil pada 2003. Namun, itu sebatas lisensi pilot privat, bukan komersial. Dengan begitu, dia tidak bisa melamar ke maskapai penerbangan pada umumnya.

Untuk meraih lisensi pilot komersial, Maherda harus sekolah lagi dengan biaya saat itu sekitar Rp 200 juta. Bayangan menjadi pilot mulai pudar ketika dia menyadari ketidakmampuan finansial. Namun, dia tidak putus asa. Dengan lisensi dan kemampuan menerbangkan pesawat kecil, Maherda memulai petualangan di dunia berbeda. Dia memanfaatkan mobil pikap milik orang tuanya untuk usaha kurir.

 

"Misalnya, ada teman yang jualan perangkat video game mau ikut pameran, saya menawarkan diri mengangkut barang-barangnya," kisah alumnus SMAN 16 Surabaya itu.

 

MAHERDA Ekananda tidak hanya bermimpi. Meski menghadapi banyak kendala, dengan kerja keras, dia berhasil mewujudkan cita-cita menjadi pilot di salah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News