Mahyudin: Hati-Hati, Banyak Yang Tak Suka Indonesia Bersatu

"Hati-hati. Persatuan jangan kita pertaruhkan. Sosialisasi Empat Pilar MPR ini adalah untuk menjaga persatuan," ujarnya.
Mahyudin meminta generasi muda untuk tidak melupakan sejarah. Belanda bisa menjajah Indonesia ratusan tahun karena politik divide et impera atau politik pecah belah dan adu domba.
"Jasmerah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Jangan mengulangi sekali lagi pecah belah dan adu domba," pintanya.
Para pendiri bangsa, lanjut Mahyudin, sepakat mendirikan NKRI untuk memayungi ratusan suku bangsa, ribuan pulau, agama yang beragam.
"(NKRI) ini jangan diutak-atik," tegasnya.
Indonesia adalah bangsa yang hebat karena bisa menyatukan keragaman dan kemajemukan rakyatnya.
Mahyudin mencontohkan Belgia tidak bisa menyatukan dua etnis (Perancis dan Belanda), begitu pula dengan bangsa Arab yang sulit bersatu. Indonesia negara ajaib karena bisa mempersatukan keragaman.
"Banyak orang (pihak atau bangsa lain) yang tidak suka Indonesia bersatu. Tanpa Pancasila, Indonesia tidak pernah ada. Jika Pancasila diganti, NKRI bisa bubar. Jangan mau dipecah belah," ucap Mahyudin.
Sosialisasi Empat Pilar MPR ini menghadirkan narasumber Iwan Datu Adam (anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat) dan dihadiri Wakil Bupati Kutai Timur H. Kasmidi Bulang dan Ketua DPRD Kutai Timur Mahyunadi. (adv/jpnn)
Bersyukur Indonesia tidak mengalami seperti Suriah
Redaktur & Reporter : Natalia
- Soal Usulan Pemakzulan Gibran, Bung Komar Dorong MPR Bikin Tim Kajian
- Pabrik BYD Belum Beroperasi Secara Aktif, Tetapi Sudah Diganggu Ormas
- IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Instituional Domestik
- Gelar Bazar Murah di Subang, Waka MPR: Ringankan Beban Masyarakat
- Waka MPR Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji