Mainkan BBM, Ingkari Rakyat
Rabu, 10 Desember 2008 – 20:11 WIB
Sutiyoso menjelaskan, ketika harga BBM di dunia melonjak tinggi diatas US$100 per barel, pemerintah langsung menaikkan harga BBM dari Rp4500 menjadi Rp6000 dengan alasan bahwa pemerintah tidak sanggup menahan beban subsidi diatas harga minyak asumsi US$80 perbarel. Namun ketika harga minya dunia saat ini hanya sekitar US40 per barel pemerintah hanya menurunkannya Rp500 dari Rp6000 menjadi Rp5500, padahal asumsi harga minya di APBNnya diatas US100.
Baca Juga:
Pemerintah menurutnya sudah harus menurunkan harga BBM dan tidak usah mencari lagi alasan dan mengulur waktu untuk menurunkan harga BBM. Hal ini karena ternyata penurunan harga BBM yang hanya Rp500 yang baru dilakukan pemerintah diawal Desember 2008 ini tidak berdampak pada bergeraknya sektor riil.
”Kalau hanya diturunkan sebesar Rp500, kita tentunya tidak bisa berharap bahwa para pelaku dunia usaha mau menurunkan harga produk mereka. Tapi jika pemerintah menurunkan secara drastis karena tidak akan merugikan pemerintah sama sekali, maka dunia usaha pun akan meresponnya hingga sektor riil akan bergerak ditengah tekanan ekonomi global yang sedang menghadapi krisis saat ini,” tandasnya. (Fas)
JAKARTA - Kebijakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terlalu lamban merespon harga pasar dunia dinilai Sutiyoso sebagai prilaku yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BAZNAS dan Kemenag Susun Peta Jalan Zakat 2045
- IdulAdha 2024, SIG Menyalurkan 331 Hewan Kurban di 23 Provinsi
- Personel Satgas MTF KONGA XXVIII-O/UNIFIL Menggemakan Takbir di Laut Mediterania
- Penyidik KPK Dinilai Ugal-ugalan Merampas Ponsel dan Barang Sekjen PDIP
- Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Selama Libur Iduladha 1445 H
- Peduli Ojol, Relawan Mas Gibran Berbagi Sembako hingga Cukur Gratis