Mak-Mak Sabar, ya! Harga Tahu dan Tempe Merangkak Naik

Mak-Mak Sabar, ya! Harga Tahu dan Tempe Merangkak Naik
Harga jual tahu maupun tempe mulai naik karena bahan baku makanan tersebut terus menanjak. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, KUDUS - Harga jual tahu maupun tempe mulai naik karena bahan baku makanan tersebut terus menanjak.

Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini mulai menaikkan harga jual.

"Harga jual tahu sudah naik sejak dua pekan sebelumnya, lantaran harga jual kedelai mencapai Rp 13.200 per kilogram," kata Rusmiati, salah satu penjual tahu sekaligus perajin tahu asal Desa Sunggingan, Kecamatan Kota, Kudus, Kamis.

Menurut Rusmiati harga kedelai terus naik dan perajin tak bisa menahan biaya ongkos produksi lagi.

Harga tahu per papan awalnya hanya Rp 32 ribu, tetapi karena harga bahan bakunya juga naik akhirnya naik menjadi Rp 35 ribu per papan.

Untuk harga jual eceran, awalnya hanya Rp 12 ribu per 10 potong tahu ukuran besar, sedangkan saat ini naik menjadi Rp 14 ribu per 10 potong.

"Ukuran yang kecil dijual Rp 9.000 per 10 potong atau naik Rp 1.000," jelas Rusmiati.

Meskipun ada kenaikan harga jual kedelai akibat kenaikan harga bahan baku, produksinya masih stabil karena permintaan juga masih cukup stabil karena rata-rata per hari bisa mencapai 100 ember dengan isi per ember 150 potong tahu ukuran besar.

Harga jual tempe juga ada penyesuaian dengan kenaikan harga jual kedelai. Jika sebelumnya dengan uang Rp 4.000 bisa membeli tempe berukuran 25 sentimeter, kini ukuran berkurang menjadi 20-an cm.

Suntono, salah satu produsen tempe di Kecamatan Jati mengakui belum berniat menaikkan harga jual tempe karena masih melihat perkembangan harga jual kedelainya.

Dia menyebutkan sebelumnya masih mendapatkan harga kedelai Rp 13.500 per kilogram, sedangkan saat ini sudah naik lagi menjadi Rp 13.800 per kilogram.

"Jika masih bertahan tinggi, tentunya harganya akan dinaikkan 16 persen dari harga jual sebelumnya," ujar Suntono. (antara/jpnn)

Harga jual tahu maupun tempe mulai naik karena bahan baku makanan tersebut terus menanjak.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News