Makam 2 T

Oleh: Dahlan Iskan

Makam 2 T
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebenarnya saya sudah menugaskan wartawan untuk memotret makam itu. Seminggu yang lalu. Namun, wartawan foto Sumatera Ekspres tertegun. Sang wartawan rupanya juga belum pernah ke sebuah makam Tionghoa –yang begitu luas.

Setengah hari penuh sang wartawan mencari mana Akidi di makam itu. Tidak ketemu. Ia periksa satu per satu. Tidak ada nama itu. Dari satu makam ke makam lainnya. Nihil. Tidak ada satu pun batu nisan yang bertulisan Akidi Tio.

Ia pun memotret banyak makam. Dikirim ke saya. Ia tahu, saya bisa berbahasa Mandarin. Saya diminta memeriksa foto itu satu per satu. Siapa tahu ada huruf Mandarin yang berbunyi Akidi.

Sayang fotonya diambil dari jarak terlalu jauh. Saya tidak bisa membaca jelas huruf Mandarin yang ada di situ. Saya coba besarkan foto itu. Khususnya di bagian tulisan. Kabur.

Baru dari foto ziarah Kapolda itu saya tahu siapa nama Mandarin Akidi Tio. Foto itu kurang baik secara foto-jurnalistik, tetapi baik sebagai sumber informasi.

Dari situ diketahui ternyata Akidi Tio bermarga Zhang. Membaca huruf kanji di nisan itu harus pakai cara lama: dari kanan. Berarti nama lengkap Akidi Tio adalah Zhang Ji Ya.

Lalu ada kata Fu Gong di sebelah namanya. Itu menandakan ia seorang suami. Dari situ juga diketahui bahwa Akidi Tio menggunakan bahasa Tiochu.

Tidak tahu bagaimana ketika di-Indonesia-kan nama Zhang Ji Ya itu menjadi Akidi Tio.

Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri berziarah ke makam Akidi Tio, sementara istrinya menelepon Heryanty, memberi maaf.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News