Makin Banyak Negara Menjauhi Myanmar, Semua Gegara Ulah Rezim Kudeta

Makin Banyak Negara Menjauhi Myanmar, Semua Gegara Ulah Rezim Kudeta
Pendukung NLD meneriakkan slogan-slogan di depan kedutaan Myanmar selama unjuk rasa setelah militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis dan menangkap pemimpinnya Aung San Suu Kyi, di Bangkok, Thailand, Senin (1/2/2021). Foto: ANTARA /REUTERS/Athit Perawongmetha/FOC/sa

jpnn.com, TOKYO - Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato pada Senin (15/9) menuturkan bahwa Tokyo sedang memantau situasi di Myanmar pascakudeta oleh militer baru-baru ini.

Menurut dia, pemerintahan PM Shuga akan mempertimbangkan respons terhadap perkembangan di negara Asia Tenggara tersebut.

"Ke depannya, Jepang akan mempertimbangkan cara untuk menanggapi situasi di Myanmar dalam hal kerja sama ekonomi dan kebijakan dengan memantau perkembangan situasinya, seraya memikirkan respons dari negara-negara yang bersangkutan," kata Kato saat konferensi pers.

Pernyataan ini muncul setelah Korea Selatan mengatakan akan menghentikan pertukaran pertahanan dengan Myanmar dan melarang ekspor senjata ke negara tersebut usai terjadinya kudeta militer bulan lalu dan penindakan brutal terhadap massa pro demokrasi.

Pada Minggu (14/3) sedikitnya 38 demonstran dan polisi tewas di Myanmar. (ant/dil/jpnn)

Satu persatu negara sahabat menjauhi Myanmar sejak militer berkuasa lewat kudeta yang mengakhiri demokrasi di negara tersebut


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News