Makin Banyak Utang, Resiko Stroke Makin Tinggi

Makin Banyak Utang, Resiko Stroke Makin Tinggi
Makin Banyak Utang, Resiko Stroke Makin Tinggi

jpnn.com - DAYA beli yang tinggi diyakini sebagai penggerak ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat dibujuk untuk semakin konsumtif walau dengan cara menumpuk utang. Padahal, utang tak hanya mempengarui keuangan, tapi juga kesehatan.

Para peneliti di Northwestern University baru-baru ini menemukan kaitan antara utang yang tinggi dengan peningkatan tekanan darah diastolik (tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat), serta kondisi kesehatan fisik dan mental secara umum di kalangan orang dewasa muda.

Penelitian yang dimuat jurnal Social Science and Medicine ini menyajikan pemahaman bahwa utang benar-benar berdampak pada kesehatan. Penelitian sebelumnya memang telah menemukan risiko kesehatan mental terkait utang, namun penelitian kali ini ikut menitiberatkan apek fisik.

"Kita sekarang hidup dalam ekonomi yang berbahan bakar utang. Karena utang rumah tangga AS sejak tahun 1980 telah meningkat 3 kali lipat, sangat penting memahami konsekuensi kesehatan yang berhubungan dengan utang," kata peneliti, Elizabeth Sweet, seperti dilansir laman Counsel and Heal, Selasa (24/9).

Penelitian ini melibatkan data dari 8.400 orang dewasa muda berusia 24 tahun hingga 32 tahun. Para peneliti menemukan bahwa rasio utang terhadap aset yang lebih tinggi berkaitan dengan stres dan depresi yang lebih tinggi pula. Kondisi kesehatan secara umum dan tekanan darah diastolik juga memburuk.

Peserta dengan utang yang tinggi mengalami peningkatan tekanan darah diastolik yang signifikan sebanyak 1,3 persen. Para peneliti menjelaskan bahwa kenaikan 2 poin dalam tekanan darah diastolik, artinya berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi sebanyak 17 persen dan peningkatan resiko stroke sebanyak 15 persen.

Mereka yang banyak berutang juga melaporkan lebih sering mengalami stres, dengan kenaikan rata-rata sebanyak 11,7 persen. Gejala depresi yang muncul juga lebih tinggi dengan peningkatan rata-rata sebanyak 13,2 persen. Padahal, awalnya peneliti tidak menduga utang bisa berdampak pada kesehatan orang dewasa muda.

"Anda tidak akan selalu dapat menduga hubungan antara utang dan kesehatan fisik pada orang yang sangat muda. Kita perlu menyadari hubungan ini dan memahaminya dengan lebih baik. Penelitian kami adalah yang pertama kalinya mengintip bagaimana utang dapat mempengaruhi kesehatan fisik," pungkas Sweet. (fny/jpnn)


DAYA beli yang tinggi diyakini sebagai penggerak ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat dibujuk untuk semakin konsumtif walau dengan cara menumpuk


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News