Mama Dedeh, Wajah Lama yang Tetap Laris

Tak Ingin Jadi Penceramah Mencla-mencle

Mama Dedeh, Wajah Lama yang Tetap Laris
Mamah Dedeh (kanan) berfoto bareng bersama para jemaahnya, usai mengisi acara tausiyah di Musholla, gedung Sampoerna Strategic Square, Kamis (26/8). FOTO : SEKARING RATRI ADANINGGAR/JAWA POS

Jauh hari sebelum Ramadan, Dedeh memprediksi bahwa jadwal ceramahnya bakal padat. Karena itu, dia sengaja menjalankan umrah seminggu sebelum bulan puasa. Umrah dia jalankan selama sembilan hari. Janda yang suaminya meninggal sejak 10 tahun lalu tersebut menuturkan, sudah menjadi gayanya selalu "keras" saat berceramah. Selain karena memang suaranya cukup keras bahkan sering terdengar bernada marah, Dedeh tak ingin menjadi penceramah yang mencla-mencle. Lembek menyampaikan hukum-hukum Islam hanya gara-gara takut kehilangan jamaah.

"Halal haram dalam Islam itu jelas. Hitam dan putih. Nggak ada yang abu-abu. Mamah harus tegas dong. Masak mencla-mencle. Kalau Mamah nggak tegas, kasihan mereka juga," katanya dengan nada tinggi.

Ketegasan dalam berceramah itu juga terbawa saat Dedeh ngemong enam cucunya. Enam cucunya masih anak-anak. Yang paling tua baru duduk di kelas V sekolah dasar (SD). Meski begitu, Dedeh tetap tegas kepada mereka. "Cuma, gayanya agak halus," katanya.

Perempuan asal Ciamis, Jawa Barat, itu mengungkapkan, kesibukan berceramah membuat dirinya tak bisa secara intensif ngemong cucu-cucunya. Dia tak bisa melakukan hal-hal yang umumnya dilakukan kakek-nenek. Yakni, mengantar cucu sekolah atau menjadi ibu kedua bagi mereka. Untuk menyiasati itu, sesibuk apa pun, tiap sore menjelang magrib, Dedeh berusaha sudah berada di rumahnya di Depok I. Dari situ dia lantas menelepon para cucunya untuk segera berkumpul ke "markas".

Mama Dedeh, penceramah yang satu ini termasuk wajah lama. Meski banyak tawaran dari beberapa stasiun televisi selama Ramadan tahun ini, dia tetap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News