Mantan Direktur WHO: Kajian Ilmiah Seringkali Dikalahkan Oleh Opini

Ketiga, memfasilitasi dan melembagakan terjemahan pengetahuan serta komunikasi antara ilmuwan, pembuat kebijakan, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya.
Poin terakhir, bukti ilmiah dan data harus dikombinasikan dengan pendekatan yang lebih humanis agar kebijakan dan praktiknya berjalan efektif.
Pada akhirnya, diharapkan bukti dan ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang kredibel dapat menjadi basis dari formulasi regulasi yang ditetapkan di Indonesia.
“Yang lebih penting adalah memastikan fakta dipakai untuk membentuk kebijakan yang memperbaiki, bukan hanya kualitas kesehatan, tetapi juga kesetaraan kesehatan, terutama di negara berkembang. Pada akhirnya, semua ini bermuara pada seberapa besar kita menilai pentingnya sebuah penelitian ilmiah,” tutup Tikki.(chi/jpnn)
Ada kemungkinan para pemangku kebijakan meremehkan hasil kajian ilmiah dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Artis JF Diperiksa Terkait Dugaan Kasus Vape Etomidate Ilegal
- Pemkot Pekanbaru Terapkan Larangan Merokok di Lokasi-lokasi Ini
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- Adopsi FCTC di RI Dinilai Tak Relevan karena Indonesia Negara Produsen Tembakau
- Misinformasi Tentang Bahaya Rokok Elektronik Terus Meningkat