Mantan Ketua Umum PB IDI: Pelabelan BPA Kemasan Pangan Bukan Ranah Dokter

Mantan Ketua Umum PB IDI: Pelabelan BPA Kemasan Pangan Bukan Ranah Dokter
Galon kemasan isu ulang. Foto source for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad menegaskan persoalan pelabelan BPA kemasan plastik berbahan polikarbonat, bukan merupakan ranah dunia kedokteran.

Menurutnya, hal-hal yang terkait dengan kemasan pangan itu lebih ke ranah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dinas kesehatan (dinkes).

Dia mengatakan para dokter pada umumnya hanya melakukan diagnosa penyakit.

“Kalau soal plastik berbahaya segala macam, itu ranahnya ada di BPOM. Andaikata BPOM tidak bisa menanganinya, itu akan didelegasikan kepada institusi di bawahnya, entah itu dinas kesehatan daerah juga boleh,” ujarnya.

Prijo juga menyikapi penyebaran rilis PB IDI oleh Humas PB IDI, terkait pelabelan BPA pada kemasan plastik berbahan polikarbonat.

“Kalau rilis PB IDI itu harus dikeluarkan Ketua Umum. Enggak bisa rilis itu dikeluarkan sembarangan orang karena menyangkut nama organisasi. Apalagi kalau isu yang dirilis itu merupakan yang sensitif,” serunya.

Dokter Prijo menyampaikan, saat menjabat sebagai Ketum PB IDI pada periode 2009–2012 lalu, dia juga melakukan perlakuan terhadap rilis PB IDI seperti itu.

“Di masa saya sebagai Ketua Umum IDI dulu, kalau hal-hal bersifat sangat krusial dan sensitif, yang bicara keluar itu hanya Ketum. Karena, rilis itu kan nanti akan dipertanggungjawabkan dalam internal,” serunya.

Hal-hal yang terkait dengan kemasan pangan itu lebih ke ranah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dinas kesehatan (dinkes).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News