Marak Begal Sepeda di Jakarta, Kriminolog: karena Ada Kesempatan

"Itu sih kebanyakan motif ekonomi. Situasi pandemi ini kemungkinan besar (pelaku) melihat peluang. Artinya mendapatkan barang-barang bernilai salah satunya dari sepeda. Menaruh sembarang, menaruh handphone sembarang itu dimanfaatkan," ungkap Arthur Josias saat dihubungi jpnn.com, Rabu (4/11).
Menurutnya, aksi yang dilakukan pembegal tersebut dikategorikan menjadi dua hal yakni situasional dan kesempatan.
Selain itu, karena kelengahan penggowes sehingga pelaku memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Memang kalau perencanaan pasti ada ya. Biasanya adanya kesempatan. Kesempatan itu biasanya perpaduan antara kelengahan korban kemudian kesempatan pelaku itu melihat lemahnya pengawasan situasi tersebut," katanya.
Lebih jauh, dia mengatakan pelaku tidak memandang siapapun korbannya.
"Jadi korban begal sepeda itu bisa terjadi siapapun. Pangkat dan jabatan pun tidak melihat itu," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, karena malam hari, subuh masih gelap atau kemudian melihat dalam kesendirian penggowes.
"Maksudnya dalam area-area yang memang dalam wilayah rawan oleh kepolisian. Itu biasanya terjadi begal sepeda," pungkasnya. (mcr3/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Akhir-akhir ini kasus pembegalan sepeda menjadi fenomena baru di Ibu Kota Jakarta.
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama
- Bergulat dengan Begal, Iptu Noval Kena Tembak, Pelaku Kabur
- Motor Bu Guru Korban Begal di Bangkalan Sudah Kembali, Ada yang Terharu
- 4 Remaja Jadi Begal Bawa Senjata Api di Kuta Bali
- 6 Bulan Buron, 2 Begal di Banyuasin Akhirnya Ditangkap
- Duit Habis Dipakai Judol, Pria di Bandung Pura-Pura Jadi Korban Begal, Bikin Gaduh
- Begal Beraksi Lagi di Ibu Kota Jakarta