Maroko Investasi USD 800 Juta untuk Perkebunan

Maroko Investasi USD 800 Juta untuk Perkebunan
GDTC Grup melakukan kerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan lahan tebu dan sapi potong. Ist for JPNN.com

Sementara perkebunan tebu seluas 20 ribu hektare diperkirakan akan menghasilkan gula 600 ton per hari.

“Rata-rata rendemen yang dihasilkan oleh perkebunan tebu di Indonesia itu sekitar lima persen-enam persen. Tapi rendemen perkebunan kami akan berada di atas sepuluh persen, salah satunya adalah karena kami menggunakan teknologi mutakhir,” katanya.

Namun, GDTC Majestic Agro Industri tidak hanya akan memproduksi gula tebu saja. Sharif menginginkan unit bisnis yang terintegrasi dengan asas keberlanjutan dan perekonomian rakyat.

GDTC Majestic Agro Industri pun akan mengembangkan dua unit pabrik gula tersebut agar dapat menghasilkan listrik sebesar 35 MW per hari dari hasil pengompresan uap panas hasil pembakaran ampas tebu. Selain itu, hasil listrik sebesar 25 mw berencana dijual kepada PLN atau masyarakat sekitar.

Pabrik tersebut juga akan menghasilkan 60 ribu liter ethanol per hari dari hasil penyulingan tebu agar bisa dicampur dengan bensin sebagai biofuel. Terakhir, sisa-sisa hasil batang tebu akan diolah menjadi pupuk mikrobiologis atau biofertilizer.

“Jadi banyak hal yang tersubtitusi dengan keberadaan pabrik kami. Listrik dan bahan bakar tanpa batu bara. Motto GDTC grup adalah zero waste, green, clean, dan sustainable.Tidak ada sisa sampah yang tidak berguna dari area industri gula kami nanti. Kami akan memaksimalkannya sampai akhir,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama GDTC Majestic Agro Industri Jessica Ade mengatakan, 90 persen dari perkebunan tebu akan dijalankan oleh petani plasma sedangkan 10 persen adalah inti nukleus.

“Perkebunan ini akan didominasi oleh petani plasma dengan presentasi 90 persen. Artinya kami akan membangun ekonomi sekitar NTT,” jelas dia.

Dia mengatakan jika proyek ini sudah berlangsung selama tiga tahun belakangan. Perkebunan saat ini sedang berada dalam tahap pembibitan, sementara untuk pabrik masih dalam tahap rencana pembangunan. Namun, perusahaan anyar ini tidak akan bergerak dalam pengolahan gula rafinasi.

Maroko memberi investasi USD 800 Juta untuk sektor peternakan dan perkebunan Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News