Ma'ruf Amin Tak Ingin Ekonomi Indonesia Terpuruk Terlalu Dalam
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami keterlambatan lantaran diberlakukannya pembatasan pergerakan masyarakat untuk menekan penularan coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Maruf mengungkapkan hal itu ketika menyampaikan sambutan secara daring pada acara 'Penganugerahan Pemenang Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman COVID-19' di Ruang Rapat Sasana Bhakti Praja, Kantor Kemendagri, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (22/6).
Menurut Maruf, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tercatat 2,9 persen. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2019 sebesar 5,07 persen.
"Kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat yang diambil, berdampak terhadap kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal pertama hanya tumbuh 2,97 persen," kata Maruf dalam sambutannya.
Saat ini, kata dia, pemerintah tengah memikirkan cara menekan penularan COVID-19 dan menaikkan perekonomian.
Kedua hal itu perlu berjalan beriringan agar kondisi Indonesia tidak terpuruk.
"Selain upaya keras dalam mengendalikan penyebaran Covid-19, pada saat yang sama kita juga harus mampu menangani dampak ekonomi agar tidak terpuruk terlalu dalam dan bahkan dapat bangkit kembali," ucap dia.
Satu di antaranya, pemerintah tengah mengkaji penerapan kenormalan baru atau new normal.
Ma'ruf Amin memberikan sambutan secara daring pada penganugerahan pemenang lomba inovasi daerah yang digelar Kemendagri.
- Multi Harapan Utama Raih Penghargaan dari Kemendesa PDTT
- Soal Presidential Club Prabowo, Wapres: Perlu Usaha Keras, Tidak Harus Formal
- Ma'ruf Amin Puji ISSF, Dinilai Sejalan dengan Pemerintah untuk Memajukan Desa
- Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Indonesia Diperkirakan Lebih Baik
- Bertemu Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Memuji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak