Masih Banyak Potensi Perkebunan di NTT

Masih Banyak Potensi Perkebunan di NTT
Dirjen Perkebunan, Bambang dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Foto: Humas Kementan

Hal serupa terjadi pada kelapa, dengan luas areal 139.818 ha atau nomor 8 di Indonesia, produksinya juga terus menurun dan perlu diremajakan.

Kopi luas lahan di NTT 65.505 ha dan menduduki posisi nomor 8 di Indonesia.

Sedang kakao luas areal 53.530 ha dan nomor 10 di Indonesia.

NTT juga cocok untuk kapas dan saat ini ada investor yang masuk mau menanam kapas.

“Mudah-mudahan kapas ke depan jadi komoditas andalan untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” katanya.

Kemiri juga di beberapa tempat dibiarkan saja sebagai persiapan jika menghadapi rawan pangan.

Di Alor kemiri jatuh dibiarkan saja, setelah beberapa waktu baru dipungut.

Sukun juga baik dikembangkan untuk diversifikasi pangan.

PDB perkebunan setiap tahun berjumlah Rp 411,86 triliun yang dihasilkan dari 15 komoditi utama perkebunan dari 127 komoditi yang dibina Ditjenbun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News