Masjid Ini Bukan Milik Orang Islam, Gereja Ini Bukan Milik Orang Katolik, tetapi…

Masjid Ini Bukan Milik Orang Islam, Gereja Ini Bukan Milik Orang Katolik, tetapi…
Tokoh masyarakat Desa Pepageka Burhan Boro (81) berdiri di depan masjid dan gereja Katolik yang berdampingan di Desa Pepageka, Kecamatan Kelubagolit, Adonara, Flores Timur, NTT, Kamis (11/4/2024). Burhan merupakan mantan Kepala Desa Pepageka tahun 1981-1987. Foto: ANTARA/Fransiska Mariana Nuka

jpnn.com, JAKARTA - "Selamat Paskah. Minal Aidin Wal Faizin. Masjid ini bukan milik orang Islam dan gereja ini bukan milik orang Katolik, tetapi dua bangunan ini adalah milik Lewotana."

Kalimat itu terdengar syahdu bergema di depan dua rumah ibadah yang berdiri kokoh, Masjid Al-Jihad Pepageka dan Kapela Santo Hendrikus Pepageka di Kecamatan Kelubagolit, Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Terdengar suara riuh disambut tepuk tangan meriah membalas seruan mulia itu.

Fransiska Mariana Nuka seperti dilansir Antara, melaporkan pada hari kedua perayaan Lebaran atau Idulfitri, Kamis (11/4) sore, perempuan dan laki-laki, tua-muda dari Desa Pepageka menjalankan tradisi turun-temurun sejak tahun 1970-an.

Setiap hari besar agama, baik Islam maupun Katolik, di samping dua bangunan itu, warga melakukan Wai Umum, sebuah tradisi minum air bersama.

Wai Umum dimulai dari sambutan dan hikmah yang disampaikan oleh pemangku kedua agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, hingga kepala desa.

Seusai sambutan, muda-mudi Katolik dan Islam mengantar makanan dan minuman untuk disantap seluruh warga.

Setelah makan bersama, warga yang beragama Islam berdiri berjejer di depan kedua bangunan itu.

Selamat Paskah. Minal Aidin Wal Faizin. Masjid ini bukan milik orang Islam & gereja ini bukan milik orang Katolik, tetapi 2 bangunan ini adalah milik Lewotana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News