Masker Scuba Tak Efektif Cegah Covid-19, Begini Penjelasan Dokter

Masker Scuba Tak Efektif Cegah Covid-19, Begini Penjelasan Dokter
Sejumlah warga yang melintasi kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan mengenakan masker menyusul keputusan pemerintah DKI Jakarta menerapkan PSBB transisi pada Juni 2020. Foto: arsip JPNN.COM/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat disarankan untuk tidak mengenakan masker scuba. Sebab, masker tersebut tidak memberikan perlindungan terhadap penularan virus penyebab Covid-19.

Praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i mengatakan, masker scuba dibuat dari bahan tipis yang elastis.

Selain itu, masker tersebut hanya terdiri dari satu lapisan kain dan kecenderungan menjadi longgar.

"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya," kata dia, dilansir dari Antara, Jumat (18/9).

Merujuk pada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengungkapkan, kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting di sini.

Bahan sutra atau silk empat lapis bisa menyaring banyak partikel, diikuti chiffon yang merupakan gabungan 90 persen poliester dan 10 persen spandeks, lalu flanel yang terdiri dari 65 persen katun dan 35 persen poliester.

Terkait ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas COVID-19 merekomendasikan kain tiga lapis yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester.

Penelitian dari Universitas Illinois menemukan, tiga lapis kain 100 persen katun sama protektifnya seperti masker bedah atau medis.

Masyarakat disarankan untuk tidak mengenakan masker scuba guna mencegah penularan Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News